
Program untuk memiliki keturunan, membuat 90% kelenjar hormon Fatila harus diangkat oleh tim dokter Singapura pada 1997 silam. Karena Hypertiroid yang ia derita, membuatnya kesulitan mendapatkan keturunan. “Benar saja, setelah 2 bulan operasi, saya langsung hamil,” ceritanya.
Empat tahun kemudian Fatilia dan suaminya berencana memiliki keturunan lagi. Sayang rencana itu tidak direstui dokter karena Fatila mengidap Hypotyroid atau produksi kelenjar hormon di bawah batas normal telah menyerangnya. Bahkan pada kelenjar hormonnya dipenuhi 13 kista. “Dokter menyarankan untuk mengangkat kelenjar hormon saya 3 bulan lagi,”katanya.
Sekembalinya dari Singapura sambil menunggu proses operasi, seorang rekan menawarkan Tahitian Noni Juice kepadanya. “Siapa tahu Jus TAHITIAN NONI ™ bisa meminimalisir penyakit saya, ” Imbuh Fatila.
Ketika pemeriksaan tiba, Fatila dan tim dokter Singapura terperanjat melihat hasil pemeriksaan. Enam dari 13 kistanya sudah hilang, dan kista yang masih ada semakin mengecil. Akhirnya, tindakan operasi pengangkatan kelenjar hormon dibatalkan. Fatila diminta kembali enam bulan berikutnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mengetahui bahwa Jus TAHITIAN NONI ™ membantu memulihkan kondisinya, Fatila menaikkan dosisnya dari 30 ml pagi dan 60 ml malam menjadi 100 ml pagi dan 100 ml malam. Hasilnya, kistanya semakin berkurang makin mengecil. “Jus TAHITIAN NONI ™ telah membantu meminimalisir penderitaan saya,” yakin Farila.

Sudah 20 tahun Roslina harus hidup dengan berbagai gangguan penyakit. Awalnya, tahun 1990, ia menjalani empat kali operasi untuk mengeluarkan daging didalam tumit kakinya. Selanjutnya ia pernah mengidap kista di perut, rahim, mulut vagina dan payudara. Masing-masing berselang tiga tahun. Setiap ada kista yang muncul Rosalina harus menjalani operasi pegangkatan kista. Total ia menjalani delapan kali operasi kista. Karena terlalu banyak dioperasi, ada efek negatif lain yang timbul, tulang-tulang Rosalina melemah, ia merasa tidak berdaya.
Pada 2005, ia lumpuh. Hanya kepalanya yang bisa digerakan, sedangkan leher sampai ujung kakinya kaku. Untuk menguatkan kembali tulangnya dan membasmi kista–kista yang kemudian muncul kembali, Rosalina sudah mencoba berbagai pengobatan. Ia pernah mengonsumsi obat-obatan herbal, benalu, beragam jamu-jamuan dan pernah berobat ke sinshe, payudaranya yang sudah membusuk di sedot dengan alat .”Dokter menganjurkan agar payudara saya diangkat, tapi saya tidak mau karena takut,” kenang Rosalina. Rosalina juga pernah mencoba terapi pemanasan darah dalam tulang, di sebuah rumah sakit. Namun tak satupun pengobatan ini yang berhasil memuaskan.Wanita ini pun akhirnya memasrahkan diri pada Tuhan. Ia mulai mengangap penyakit sebagai sahabat, bukan musuh. Dengan begitu, ia terhindar dari stress.
Pada bulan Juli 2010 Rosalina pulang kampung ke Medan. Ia tak lupa membawa satu tas penuh berisi obat-obatan medis dan herbal yang rutin dikonsumsinya. Kakak iparnya Florida, yang melihat kondisi Rosalina dengan segepok obat-obatan itu lalu menawarkan TNBB (Tahitian Nono Bioactve Beveragge –Original). Tadinya saya menolak karena sudah bosan mencoba obat ini itu. Tapi ipar saya terus memaksa. Akhirnya saya minum juga, walaupun belum sepenuhnya rela. Prinsip saya, kalau saya meningal, ada harapan kebangkitan. Tapi kalau saya hidup ya bersyukur. Tapi saya lihat, ipar saya dan keluarganya sehat semua. Saya jadi tertarik, jelas Rosalina. Ia mulai mengonsumsi TNBB tiga kali sehari langsung 220 ml sekali minum. Dalam waktu sebulan, ia bisa mengangkat kaki. Lama-lama, ia biasa mengerakkan anggota tubuh yang lain.
Pada bulan kedua sudah bisa berjalan. Benjolan di payudara dan perutnya pun lenyap. ”Saya belum berani memeriksakan diri ke dokter, apa kista-kista saya sudah benar- benar hilang atau belum. Saya trauma melihat rumah sakit. Yang jelas, saya tetap mengonsumsi TNBB 220 ml x 3 perhari. Walaupun belum merasa 100% pulih, tapi rasa sakit saya sudah jauh berkurang. Kini saya bisa menikmati. Enjoy life!” katanya ceria.
“Berkat TNBB,kini saya bisa menikmati hidup Enjoy life”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar